Review: Pisah atau Rujuk...? Part:2
Untuk suami:
- Anda harus tetap menjaga kehormatan mantan istri dan anak-anak anda. Jangan sampai terjadi seperti kisah diatas, istri dan anak-anaknya yang dikeluarkan dari rumah sementara sang suami tidak rela meninggalkan peraduannya.
- Berikan hak-hak istri dan anak-anak sesuai yang diperintahkan agama dan negara. Jika anda muslim yang baik, anda tidak boleh mengambil hak orang lain walaupun hanya sebesar biji. Jangan main perhitungan rasio untung-rugi (apalagi sampai memikirkan modal untuk kawin lagi dll, kelewatan banget) Ciri–ciri laki-laki yang baik atau laki-laki alim adalah: habluminallah-habluminannasnya seimbang. Jangan sampai shalat lima waktu selalu di masjid tapi kikirnya minta ampun. Baca juga di blog ini: memilih laki-laki yang baik, part:2
- Ingatlah nasehat ini selalu:atau yang ini:
- Untuk istri:
- Anda harus menjaga kehormatan diri sebagai perempuan dan ibu dari anak-anak anda.Meski anak-anak anda masih kecil tapi memori mereka lebih canggih dari komputer merk Apple sekalipun. Lambat-laun memori itu akan diputar ulang. Pastikan mereka merekam hal-hal baik tentang ibunya.Berkaitan dengan memori, bersikaplah bijaksana. Jangan pernah menjelek-jelekan ayahnya didepan anak-anak. Karena sejelek apaupun suami anda, anda dapat memilih untuk menjadi mantan tapi anak tidak punya pilihan lain selain mengakuinya sebagai ayah. Bagaimanapun juga anak sholeh adalah anak yang berbakti pada kedua orangtuanya bukan pada salah-satunya. Pastikan anda punya investasi terbaik yaitu: anak-anak yang sholeh. Ingatlah, jangan menabur kejelekan karena siapa yang menabur, dia yang akan menuai.Jika suami mengajak rujuk, untuk talak satu, anda punya waktu untuk saling berintrospeksi. Pertimbangkan untuk menerimanya karena siapapun bisa khilaf, termasuk anda atau suami. Untuk talak dua, berhati-hatilah karena hal ini terjadi bukan karena kekhilafan salah-satu pihak tapi karena ada pencederaan terhadap komitment yang sudah dibuat. Jadi warning di talak dua sehingga jangan sampai terjadi talak tiga supaya energi dan potensi diri tidak tergerus lebih dalam.
- Sebaiknya anak perempuan tidak dibebani untuk menjadi tulang-punggung keluarga karena anak perempuan nantinya akan menikah dan punya keluarga sendiri yang harus menjadi prioritasnya. Bila ada saudara laki-lakinya, sebaiknya mereka yang harus mengambil alih. Bagaimana kalau semua saudaranya perempuan atau anda adalah anak tunggal? Semua hukum ada celahnya begitu juga dalam hal ini. Bila keadaan awal sudah mengharuskan anda menjadi tulang-punggung keluarga maka komunikasikan dengan baik dengan suami dan pintar-pintarlah membawa diri. Jangan sampai anda harus memilih salah-satunya karena bila terjadi konflik peran, lebih banyak contoh dimana seorang anak lebih memilih orangtuanya dibanding suami/istri memilih pasangannya. Suami yang baik tentu saja tidak akan meminta istrinya untuk memilih peran salah-satunya.
- Tak jarang dalam perceraian menimbulkan dilema perebutan anak. Masing-masing pihak merasa dialah yang paling berhak mengasuh anak. Terjadi perceraian itu sendiri sudah menunjukkan adanya ketidakpercayaan diantara pihak-pihak yang bertikai.Ada beberapa kasus rebutan anak pasca cerai, diantaranya:Kasus 1: Bagaimana bila ibunya berakhlak kurang baik sehingga sang ayah khawatir perkembangannya akhlak anak-anaknya.Kasus 2: Ayahnya berakhlak kurang baik tapi tetap bersikeras mendapat hak asuh penuh anak-anaknya? Sehingga ibunya khawatir perkembangan akhlak anak-anaknya.Kasus 3: Sang ayah menganggap mantan istrinya berusaha memeras dengan berusaha menguasai anak-anak, setidaknya setiap bulan dia harus transfer sejumlah uang untuk kebutuhan anak-anaknya?Seandainya saja mereka membaca blog ini...Insyaallah bisa diambil manfaatnya.Begini: kasus 1,2&3 terjadi karena mereka sama-sama memiliki ketidakpercayaan & mereka juga mengkhawatirkan perkembangan akhlak anak-anaknya. Apapun prasangkanya, biarkan anak bersama ibunya, kecuali ibunya sendiri yang dengan sadar menyerahkan anak-anaknya dalam pengasuhan ayahnya. Mengapa? Sederhana saja, anak adalah milik kedua orangtuanya tapi untuk pengasuhannya yang terbaik adalah bersama ibunya. Ibu dan anak memiliki ikatan bathin yang kuat, jangan biarkan ikatan ini rusak karena jika itu yang terjadi jangan berharap anak anda menjadi matahati anda tapi anak akan menjadi cobaan di masa tua anda kelak. Semoga Allah SWT menjauhkan hal yang demikian & selalu menjaga anak-anak kita. Amiin.Bagaimana jika putusan pengadilan meyerahkan pengasuhan anak-anak pada bapaknya? Biarkan saja, seorang anak tidak akan pernah melupakan ibunya. Ada saatnya nanti dia akan mencari ibunya.
Bagaimana jika ada pembagian anak, siapa ikut siapa?
Anak laki-laki selalu menjadi milik ibunya. Dia harus bertanggung-jawab menjaga kehormatan ibunya.Anak perempuan adalah milik ayahnya. Sang ayahlah yang harus bertanggung-jawab menjaga kehormatannya. Dalam artian jika mantan istrinya menikah, anak perempuannya tidak bercampur dengan laki-laki (step father) di dalam rumah yang bukan muhrimnya).Selama anak berada dalam kewenangan pengasuhan salah-satu pihak, apa yang dapat anda lakukan? Berdoa & bersedekahlah. Karena doa memberi kekuatan sedang sedekah memberi semua kebaikan dalam hidup anda. Bila anda suka menulis, ekpresikan perasaan dan harapan anda pada anak-anak dengan tulisan. Bila ada kesempatan, tunjukkan tulisan tersebut. Cara ini lebih mudah untuk orang-orang yang tidak terbiasa bersikap ekspresif.Sementara itu anda juga harus tetap berusaha untuk menjalin keep in touch dengan anak-anak. Carilah dengan cara-cara yang baik, bukan dengan kekerasan atau pertolongan peradilan terlalu ribet & bertele-tele. Jangan pernah hidup dengan prasangka, ingat saja satu hal. Satu kebaikan akan diikuti oleh kebaikan yang lain. Bila anda merasa dimanfaatkan atau merasa didholimi, bukan tugas anda untuk membalas. Serahkan semuanya pada Allah SWT yang akan menjadi Hakim Agung kelak bagi kita semua.Perceraian adalah salah-satu faktor yang dapat merubah hidup seseorang secara ekstrem tak terkecuali anak-anak yang paling merasakan dampak negatifnya. Kedua orangtuanya harus dengan sadar mengupayakan untuk mengurangi dampak negatifnya. Caranya, hindari pertikaian tambahan (rebutan anak, rebutan harta gono-gini, rebutan pengaruh) & bersegeralah melakukan kesepakatan.
Inti tulisan ini semoga kita dapat selalu bersyukur. Semoga kita dapat menjaga apa yang sudah kita miliki (keluarga). Dan semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Amin Ya Robbal Alamin.Tulisan di blog ini bukan sebagai acuan pembelajaran tapi hanya bersifat sharing untuk diambil semua kebaikan yang ada didalamnya.